YOGA DARSANA
Istilah yoga dalam bahasa Sanskerta berasal dari akar kata yuj yang berarti pasangan. Ini dimaksudkan pasangan jiwa pribadi (jivatman) dengan Jiwa Universal (Paramatman). Maharsi Patanjali merupakan pendiri dari sistem filsafat Yoga yang merupakan tambahan dari filsafat samkhya, namun pendiri dari sistematika yoga adalah Hiranyagarbha. Sistem filsafat dari patanjali ini bersifat Sa-I’svara.
Yoga sutra dari maharesi patanjali muncul sebagai acuan yang tertua dari aliran filsafat yoga, memiliki 4 bab 1. Samadhi Pada 2 Sadhana Pada 3 Vibhuti Pada 4 Kaivalya Pada Sesungguhnya aliran Yoga sangat erat hubungannyan dengan aliran Sankhya dalam pembahasan asal-usul filsafat. Yoga menerima konsep metafisika Sankhya yang berjumlah 25 butir prinsip. Dalam aliran Yoga ini adalah cara ampuh untuk mencapai pengertian pengetahuan tanpa diskriminasi yang menjadi pegangan dalam aliran Sankhya sebagai kondisi jiwa untuk mencapai kelepasan.
Kedua puluh lima butir prinsip dalam lima kelompok terkait dengan kesamaan aliran Sankhya, aliran yoga juga mempergunakan alat prinsip-prinsip yang sama untuk mencapai pengertian yang benar dan sah. Adapun prinsip-prinsip dimaksud dibagi dalam lima kelompok.
Kelompok pertama mempergunakan:
• Kesadaran, kesimpulan, dan kata (sabda).
• Pelaksanaan Yoga.
• Orang yang harus memiliki nurani suci dan pikiran tenang.
• Jiwa.
• Perubahan modifikasi jiwa.
Kelompok kedua mempergunakan proses melalui :
• Pramana.
• Viparyaya.
• Vipalka.
• Nidra.
• Pengertian, kesadaran yang didasarkan atas ingatan pada pengalaman masa lampau.
Dalam hal ini jiwa mengalami perubahan secara semu, berada di atas citta-vriti dimana jiwa sepertinya kelihatan namun hanya merupakan refleksi, ibarat bayangan dalam cermin.
Ada tiga macam penyakit (klesa) di jelaskan dalam aliran yoga:
• Dari tingkah laku buruk dan luka-luka.
• Dari perampok, penjahat.
• Dari hubungan alam luar yang abstrak.
Selanjutnya sumber hambatan juga datang berupa penyakit lain-lain, separti :
• Avidya.
• Asmita.
• Raga.
• Dvesa.
• Abhinivesa.
Kelima klesa ini dapat dilenyapkan dengan jalan melaksanakan Kriya-yoga dapat memurnikan pikiran , melunakkan 5 klesa di atas dan membawa pada keadaan Samadhi.
Kelompok ketiga adalah kondisi citta-vriti-nirodha seperti :
• Mudha.
• Kshipta.
• Vikshipta.
Yang menjadi acuan bagi Kelompok Ketiga dalam pelaksanaan Yoga ini adalah konsentrasi pikiran (ekagra) yang terpusat pada Samprajnata Yoga. Aliran Yoga hal ini dibagi menjadi empat tingkat :
• Pertama : Savitarka.
• Kedua : Savicara.
• Ketiga : Sananda.
• Keempat : Sasmita.
Kelompok keempat adalah cara dan alat untuk melaksanakan Yoga yang praktis disebut Yoganga, yaitu :
• Yama.
• Niyama.
• Asana.
• Pranayama.
• Pratyahara.
Cara-cara tersebut dinamakan Bahiranga-sadhana Yoga.
Kelompok kelima termasuk petunjuk cara-cara melaksanakan Yoga, terdiri dari :
• Dharana.
• Dhyana.
• Samadhi.
Ketiga-tiga tingkatan tercapai dalam pelaksanaan Yoga dinamakan Antaranga-sadhana Yoga. Pada saat ini Tuhan adalah tujuan hakiki aliran Yoga, baik dalam teori maupun praktek. Sebab Tuhan adalah Jiwa Sempurna.
Demikianlah kelompok kelima yang menguasai petunjuk cara-cara pelaksanaan Yoga mampu mencapai tingkat Antaranga-sadhana Yoga.
Nilai ajaran Yoga sebagai cara untuk menemukan kebenaran spritual agama dan filsafat Hindu diakui oleh hampir semua aliran filsafat di negeri Bharatawarsa, India. Sebagai bukti terdapat dalam Upanisad, smriti dan purana.
Setiap orang diharapkan memiliki hati nurani bersih, sikap mental positif dan pikiran tenang bila hendak mempelajari, mengetahui dan menyadari kebenaran agama dan filsafat.
Aliran Patanjala menekuni sacara khusus sifat dan bentuk Yoga ini, termasuk langkah metode meditasi dan tapabrata.
Untuk sampai kepada kesadaran jiwa orang harus memiliki keyakinan bahwa jiwa berada diatas wilayah domain badan jasmani, pikiran, pancaindra, serta egonya yang melahirkan suka dan duka, derita dan nikmat hidup di dunia ini. Tercapainya kebebasan jiwa dari segala duka nestapa, azab sengasara serta kemusnahan yaitu kelepasan, moksa.
Perbadaan aliran sanskhya dengan Yoga yaitu aliran Sankhya lebih menekankan kepada penetahuan diskriminatif. Sedangkan aliran yoga menekankan pentingnya praktek dan metoda konsentrsi serta pensucian jiwa demi memperoleh kenytaan adanya diskriminasi ini, antara jiwa dan yang bukan jiwa.
Dalam konsep aliran filsafat Sankhya – Yoga, jiwa seseorang dinyatakan sebagai roh yang bebas sama sekali dari badan jamani. Untuk itu penganut aliran Yoga, yang disebut yogin, memperoleh penjeasan bahwa mereka yang melaksanakan Yoga secra tulus an terus memenur akan memperoleh Sesutu kekuatan luar biasa yaitu supernatural.
Diisyaratkan kepada mereka, bahwa seorang yogin akan mampu mencapai sesuatu kekuatan di luar kebiasaan yang supernormal sesuai jenjng tngkat yoga yang telah di peraktekkan. Namun aliran yoga tidak membenarkan aspiasi spiritual melalui pelaksanaan yoga. Tujuan yoga adalah untuk mecapai pelepasan. Berbeda dengan aliran Sangkhay ,aliran yoga adalah berwatak theis,percaya akan adanya Tuhan ,bukan atheisme seperti kaum dahrih yang tidak percaya akan adanya Tuhan ,baik secara teori maupun praktek. Yang penting adalah Samadhi yoga sebagai salah satu cara asli-utama untuk mengendalikan pikran menuju tecapainya pelepasan .
Manusia menurut aliran yoga ,merupakan sasaran dari penderitaan (klesa) karena kebodohan ,egoisme, nafsu-birahi, inkar,takut akan kematian. Hanya Tuhsnlsh ,Tuhan Pribadi Sendiri. Abadi dan sempurna ( terbatas dari klesa-karma-vipaka-asayirapa-ramhistah ). Menurut aliran yoga eksistensi Tuhan dibuktikan atas tiga macam pertimbangan :
• Pertama : kitab-kitab suci veda dan Upanishad
• Kedua : menurut hukum kelestrian
• Ketiga : tuhan menciptakan dunia ini atas dua aspek
Tuhan menciptakan prakriti ,yaitu watak dengan triguna : sattwa ,rajas dan Prakriti dan purusa adalah dua aspek yang masing-masing berdiri sendiri. Aliran yoga mewajibkan seseorang untuk melaksanakan pemusatan pikiran dengan jalan Samadhi-yoga . dengan Samadhi memudahkan orang memproleh anugrah-Nya,agar terhindar dari malapetaka dan dosa.
Konsep aliran yoga tentang jiwa adalah transendetal, diluar pengalaman manusia biasa , terpisah dari badan jasmani , pikiran dan ego, jauh dari pikiran psikologi yang bisa dipahami umum dimana konsep spiritual jiwa dalam yoga wajib hukumnya dan tidak terpisahkan dari ilmu kebatinan. Demikian pula hal-hal yang menyangkut kekuatan supernormal tingkatan dalam praktek samadhi-yoga tidak mudah untuk di rukunkan dengan ilmu fisika maupun psikologi.
Sejarah membuktikan betapa plaksanaan praktek samandhi-yoga memproleh empati yang sangat luas . pengaruh aliran yoga yang asalnya dari India merambat pula sampai ke Tibet, Cina, Asia Tenggara (Jawa & Bali ),maanfatkan oleh mereka yang rindu akan ketenangan batin. Aliran Yoga lebih jauh berupaya menuju ke arah ini dengan cara untuk mengontrol pikiran ,menenangkan jiwa agar mampu memehami hakikat hidup didunia. Panjatali menyatakan berbakti kepada Tuhan akan membantu seorang untuk menadi yogin. Tuhan bukan saja sebagai objek tujuan bermeditasi, melainkan juga membantu untuk mencapai tujuan itu dengan cara menyingkirkan berbagai jenis penderitaan dalam hidup ini serta menghapus akibat-akibat yang di hasilkan oleh perbuatan buruk dimasa lampau.. Tuhan adalah petunjuk bagi evolusi yang oleh unsur non intelegensia prakriti menyebabkan keharmonisan alam semesta ini menderita akibat karma-nya sendiri, dan Tuhanlah menunutun evolusi prakriti ini, menertibkan perkmbangannya demi kepentingan purusha.
Kitab-kitab suci veda mencoba membuktikan eksistensi Tuhan, karena Veda-Veda tersebut diberi dasar otoritas oleh Ishvara yang menyusunnya. Dia mahatau dan adalah Guru para resi. Dia mengetahui betul arti duka dan kesengsaran ini, yang oleh Patanjali Dia dipandang sebagai guru Kebennaran.
Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, senantiasa murah hati, bebas selalu, dan tidak bisa di campur adukkan dengan jiwa-jiwa pribadi mencapai kelepasan yang dulu terbelenggu pada Prakriti danyang tak termanifestasikan oleh purusha, mungkin terulang kembali dibelenggu duka nestapa dikemudian hari.
Silabus Om (aum) adalah presentasi Tuhan dalam pelaksanaan meditasi. Dengan mengucapkan’ Om ‘pikiran tepateri pada visi Tuhan.
Bhagavadgita mengalihkan praktik samadhiyoga dari ke Jiwa menjadi praktek samadhiyoga ke bhaktiyoga kepada Tuhan. Alam pikiran modern dewasa ini, baik di Timur maupun Barat, program Yoga untuk mencapai kesempurnaan hidup agagnya di pandang sebagai suatu proses penghipnotisan diri. Disiplin yoga membantu kita memformulasikan metoda penjernihan badan-jasmani, pencerahan pikiran dan jiwa, demi menyiapkan diri untuk hidup dalam kemuliaan
Ajaran yang terkandung dalan YOGA (Analisis)
Istilah yoga dalam bahasa Sanskerta berasal dari akar kata yuj yang berarti pasangan. Ini dimaksudkan pasangan jiwa pribadi (jivatman) dengan Jiwa Universal (Paramatman). Maharsi Patanjali merupakan pendiri dari sistem filsafat Yoga yang merupakan tambahan dari filsafat samkhya, namun pendiri dari sistematika yoga adalah Hiranyagarbha. Sistem filsafat dari patanjali ini bersifat Sa-I’svara.
Yoga sutra dari maharesi patanjali muncul sebagai acuan yang tertua dari aliran filsafat yoga, memiliki 4 bab 1. Samadhi Pada 2 Sadhana Pada 3 Vibhuti Pada 4 Kaivalya Pada Sesungguhnya aliran Yoga sangat erat hubungannyan dengan aliran Sankhya dalam pembahasan asal-usul filsafat. Yoga menerima konsep metafisika Sankhya yang berjumlah 25 butir prinsip. Dalam aliran Yoga ini adalah cara ampuh untuk mencapai pengertian pengetahuan tanpa diskriminasi yang menjadi pegangan dalam aliran Sankhya sebagai kondisi jiwa untuk mencapai kelepasan.
Kedua puluh lima butir prinsip dalam lima kelompok terkait dengan kesamaan aliran Sankhya, aliran yoga juga mempergunakan alat prinsip-prinsip yang sama untuk mencapai pengertian yang benar dan sah. Adapun prinsip-prinsip dimaksud dibagi dalam lima kelompok.
Kelompok pertama mempergunakan:
• Kesadaran, kesimpulan, dan kata (sabda).
• Pelaksanaan Yoga.
• Orang yang harus memiliki nurani suci dan pikiran tenang.
• Jiwa.
• Perubahan modifikasi jiwa.
Kelompok kedua mempergunakan proses melalui :
• Pramana.
• Viparyaya.
• Vipalka.
• Nidra.
• Pengertian, kesadaran yang didasarkan atas ingatan pada pengalaman masa lampau.
Dalam hal ini jiwa mengalami perubahan secara semu, berada di atas citta-vriti dimana jiwa sepertinya kelihatan namun hanya merupakan refleksi, ibarat bayangan dalam cermin.
Ada tiga macam penyakit (klesa) di jelaskan dalam aliran yoga:
• Dari tingkah laku buruk dan luka-luka.
• Dari perampok, penjahat.
• Dari hubungan alam luar yang abstrak.
Selanjutnya sumber hambatan juga datang berupa penyakit lain-lain, separti :
• Avidya.
• Asmita.
• Raga.
• Dvesa.
• Abhinivesa.
Kelima klesa ini dapat dilenyapkan dengan jalan melaksanakan Kriya-yoga dapat memurnikan pikiran , melunakkan 5 klesa di atas dan membawa pada keadaan Samadhi.
Kelompok ketiga adalah kondisi citta-vriti-nirodha seperti :
• Mudha.
• Kshipta.
• Vikshipta.
Yang menjadi acuan bagi Kelompok Ketiga dalam pelaksanaan Yoga ini adalah konsentrasi pikiran (ekagra) yang terpusat pada Samprajnata Yoga. Aliran Yoga hal ini dibagi menjadi empat tingkat :
• Pertama : Savitarka.
• Kedua : Savicara.
• Ketiga : Sananda.
• Keempat : Sasmita.
Kelompok keempat adalah cara dan alat untuk melaksanakan Yoga yang praktis disebut Yoganga, yaitu :
• Yama.
• Niyama.
• Asana.
• Pranayama.
• Pratyahara.
Cara-cara tersebut dinamakan Bahiranga-sadhana Yoga.
Kelompok kelima termasuk petunjuk cara-cara melaksanakan Yoga, terdiri dari :
• Dharana.
• Dhyana.
• Samadhi.
Ketiga-tiga tingkatan tercapai dalam pelaksanaan Yoga dinamakan Antaranga-sadhana Yoga. Pada saat ini Tuhan adalah tujuan hakiki aliran Yoga, baik dalam teori maupun praktek. Sebab Tuhan adalah Jiwa Sempurna.
Demikianlah kelompok kelima yang menguasai petunjuk cara-cara pelaksanaan Yoga mampu mencapai tingkat Antaranga-sadhana Yoga.
Nilai ajaran Yoga sebagai cara untuk menemukan kebenaran spritual agama dan filsafat Hindu diakui oleh hampir semua aliran filsafat di negeri Bharatawarsa, India. Sebagai bukti terdapat dalam Upanisad, smriti dan purana.
Setiap orang diharapkan memiliki hati nurani bersih, sikap mental positif dan pikiran tenang bila hendak mempelajari, mengetahui dan menyadari kebenaran agama dan filsafat.
Aliran Patanjala menekuni sacara khusus sifat dan bentuk Yoga ini, termasuk langkah metode meditasi dan tapabrata.
Untuk sampai kepada kesadaran jiwa orang harus memiliki keyakinan bahwa jiwa berada diatas wilayah domain badan jasmani, pikiran, pancaindra, serta egonya yang melahirkan suka dan duka, derita dan nikmat hidup di dunia ini. Tercapainya kebebasan jiwa dari segala duka nestapa, azab sengasara serta kemusnahan yaitu kelepasan, moksa.
Perbadaan aliran sanskhya dengan Yoga yaitu aliran Sankhya lebih menekankan kepada penetahuan diskriminatif. Sedangkan aliran yoga menekankan pentingnya praktek dan metoda konsentrsi serta pensucian jiwa demi memperoleh kenytaan adanya diskriminasi ini, antara jiwa dan yang bukan jiwa.
Dalam konsep aliran filsafat Sankhya – Yoga, jiwa seseorang dinyatakan sebagai roh yang bebas sama sekali dari badan jamani. Untuk itu penganut aliran Yoga, yang disebut yogin, memperoleh penjeasan bahwa mereka yang melaksanakan Yoga secra tulus an terus memenur akan memperoleh Sesutu kekuatan luar biasa yaitu supernatural.
Diisyaratkan kepada mereka, bahwa seorang yogin akan mampu mencapai sesuatu kekuatan di luar kebiasaan yang supernormal sesuai jenjng tngkat yoga yang telah di peraktekkan. Namun aliran yoga tidak membenarkan aspiasi spiritual melalui pelaksanaan yoga. Tujuan yoga adalah untuk mecapai pelepasan. Berbeda dengan aliran Sangkhay ,aliran yoga adalah berwatak theis,percaya akan adanya Tuhan ,bukan atheisme seperti kaum dahrih yang tidak percaya akan adanya Tuhan ,baik secara teori maupun praktek. Yang penting adalah Samadhi yoga sebagai salah satu cara asli-utama untuk mengendalikan pikran menuju tecapainya pelepasan .
Manusia menurut aliran yoga ,merupakan sasaran dari penderitaan (klesa) karena kebodohan ,egoisme, nafsu-birahi, inkar,takut akan kematian. Hanya Tuhsnlsh ,Tuhan Pribadi Sendiri. Abadi dan sempurna ( terbatas dari klesa-karma-vipaka-asayirapa-ramhistah ). Menurut aliran yoga eksistensi Tuhan dibuktikan atas tiga macam pertimbangan :
• Pertama : kitab-kitab suci veda dan Upanishad
• Kedua : menurut hukum kelestrian
• Ketiga : tuhan menciptakan dunia ini atas dua aspek
Tuhan menciptakan prakriti ,yaitu watak dengan triguna : sattwa ,rajas dan Prakriti dan purusa adalah dua aspek yang masing-masing berdiri sendiri. Aliran yoga mewajibkan seseorang untuk melaksanakan pemusatan pikiran dengan jalan Samadhi-yoga . dengan Samadhi memudahkan orang memproleh anugrah-Nya,agar terhindar dari malapetaka dan dosa.
Konsep aliran yoga tentang jiwa adalah transendetal, diluar pengalaman manusia biasa , terpisah dari badan jasmani , pikiran dan ego, jauh dari pikiran psikologi yang bisa dipahami umum dimana konsep spiritual jiwa dalam yoga wajib hukumnya dan tidak terpisahkan dari ilmu kebatinan. Demikian pula hal-hal yang menyangkut kekuatan supernormal tingkatan dalam praktek samadhi-yoga tidak mudah untuk di rukunkan dengan ilmu fisika maupun psikologi.
Sejarah membuktikan betapa plaksanaan praktek samandhi-yoga memproleh empati yang sangat luas . pengaruh aliran yoga yang asalnya dari India merambat pula sampai ke Tibet, Cina, Asia Tenggara (Jawa & Bali ),maanfatkan oleh mereka yang rindu akan ketenangan batin. Aliran Yoga lebih jauh berupaya menuju ke arah ini dengan cara untuk mengontrol pikiran ,menenangkan jiwa agar mampu memehami hakikat hidup didunia. Panjatali menyatakan berbakti kepada Tuhan akan membantu seorang untuk menadi yogin. Tuhan bukan saja sebagai objek tujuan bermeditasi, melainkan juga membantu untuk mencapai tujuan itu dengan cara menyingkirkan berbagai jenis penderitaan dalam hidup ini serta menghapus akibat-akibat yang di hasilkan oleh perbuatan buruk dimasa lampau.. Tuhan adalah petunjuk bagi evolusi yang oleh unsur non intelegensia prakriti menyebabkan keharmonisan alam semesta ini menderita akibat karma-nya sendiri, dan Tuhanlah menunutun evolusi prakriti ini, menertibkan perkmbangannya demi kepentingan purusha.
Kitab-kitab suci veda mencoba membuktikan eksistensi Tuhan, karena Veda-Veda tersebut diberi dasar otoritas oleh Ishvara yang menyusunnya. Dia mahatau dan adalah Guru para resi. Dia mengetahui betul arti duka dan kesengsaran ini, yang oleh Patanjali Dia dipandang sebagai guru Kebennaran.
Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, senantiasa murah hati, bebas selalu, dan tidak bisa di campur adukkan dengan jiwa-jiwa pribadi mencapai kelepasan yang dulu terbelenggu pada Prakriti danyang tak termanifestasikan oleh purusha, mungkin terulang kembali dibelenggu duka nestapa dikemudian hari.
Silabus Om (aum) adalah presentasi Tuhan dalam pelaksanaan meditasi. Dengan mengucapkan’ Om ‘pikiran tepateri pada visi Tuhan.
Bhagavadgita mengalihkan praktik samadhiyoga dari ke Jiwa menjadi praktek samadhiyoga ke bhaktiyoga kepada Tuhan. Alam pikiran modern dewasa ini, baik di Timur maupun Barat, program Yoga untuk mencapai kesempurnaan hidup agagnya di pandang sebagai suatu proses penghipnotisan diri. Disiplin yoga membantu kita memformulasikan metoda penjernihan badan-jasmani, pencerahan pikiran dan jiwa, demi menyiapkan diri untuk hidup dalam kemuliaan
Ajaran yang terkandung dalan YOGA (Analisis)
Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat hindu yang disebut Sad Darsana. Ajaran yoga di bangun oleh maharesi Patanjali dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Penekanan ajarannya adalah pada pengendalian jasmani dan pikiran untuk mencapai Samadhi, meditasi/tapa yaitu dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Yoga merupakan jalan menuju tuhan, yaitu pengekangan atau pengendalian benih-benih pikiran (citta) dari pengambilan berbagai wujud (perubahan: wrtti).
Samkhya dan yoga merupakan konsep yang saling berhubungan, yoga merupakan tambahan dari Samkhya. Dimana dalam pengajarannya sama-sama mengajarkan pensucian jiwa melalui kebersihan badan jasmani, sikap mental positif, serta jiwa yang tenang dan teguh sehingga tercapainya kebebasan jiwa dari segala duka, kesengsaraan yaitu kelepasan, moksa.
Adapun perbedaan antara Samkya dan yoga yaitu,dalam sistem filsafat Samkhya pengetahuan merupakan cara untuk mencapai pembebasan serta samkhya tidak mempercayai adanya tuhan (Isvara). Sedangkan dalam sistem yoga menganggap bahwa konsentrasi, meditasi, dan semadhi akan membawa kemerdekaan serta yoga secara langsung mengakui keberadaan Isvara (Tuhan). Namun begitu yoga tetap menerima 25 prinsip/tatva dari Samkhya.
Yoga Sutra menurut Patanjali dibagi menjadi 4 Bab dimana antara Bab I dengan Bab selanjutnya saling terkait dan mesti berurutan untuk mempelajarinya. Pada bab I ( Samadhi pada) menerangkan tentang sifat, tujuan, dan bentuk-bentuk ajaran yoga lalu pada Bab II ( Sandhana Pada) menjelaskan tentang tahapan-tahapan yoga dan cara mencapai semadhi lewat mereka yang sudah mencapai semadhi, Bab III (Vibhuti Pada) mengajarkan tentang hal yang bersifat batiniah yg didapat oleh mereka yang melakukan praktek yoga, dan pada Bab IV (Kaivalya Pada) melukiskan tentang alam kelepasan dan keadaan jiwa yang telah dapat mengatasi keterkaitan duniawi dan penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan.
Yoga di pilah menjadi dua bagian yaitu Hatha yoga dan Samadhi yoga yang salah satu bentuknya adalah Raja Yoga. Raja yoga yaitu delapan anggota yang mengandung disiplin pikiran dan tenaga fisik. Namun sebelumnya Hatta yoga (cara-cara mengendalikan badan dan pengaturan pernapasan) mesti di kuasai yaitu bagian-bagiannya Dhauti, Basti, Neti, Trataka, Nauli, Kapalabhati. Hatha yoga ini merupakan dasar dimana badan akan diberikan kesehatan, kemudian kekuatan dan kemantapan dan Hatha yoga merupakan tangga menuju tahapan Raja yoga.
Raja yoga/Astanga yoga yaitu:
1. Yama (larangan) hendaknya melaksanakan Ahimsa, Satya, Asteya, Brahmacarya, Aparigraha.
2. Niyama (ketaatan) adalah Sauca, Santosa, Tapa, Swadhyaya, Isvarapranidhana.
3. Asana (sikap badan yg mantap dan nyaman)
4. Pranayama (pengaturan napas)
5. Pratyahara (penarikan indra-indra dari obyek)
6. Dharana (konsentrasi)
7. Dhayana (meditasi)
8. Samadhi (keadaan Supra sadar)
Kelima yang pertama membentuk anggota luar (bahir-angga) maksudnya dimana cara dan alat melaksanakan yoga ini, orang harus belajar petunjuk dan tuntunan guru yang bijaksana. sedangkan tiga yang terakhir membentuk anggota dalam (antar-angga).
Pada intinya tujuan ajaran yoga untuk mengembalikan jiwa individu kepada kedudukan asalnya sebagai pelayanan tuhan yang abadi dengan jalan membersihkan dari segala ikatan maya (Tri guna) sehingga ia sadar akan jati dirinya (Atman) ikatan yang di akibatkan oleh perubahan citta yang muncul dari rintangan-rintangan guna, menimbulkan kesusahan dan kesedihan di dalam hidup yang di sebut Klesa. Klesa ada 5 yaitu Avidya, Asmita, Raga, Dvesa, Abhinivesa. Kelima klesa ini dapat dilenyapkan dengan jalan melaksanakan Kriya yoga sehingga membantu guna mencapai Samadhi. Dalam Samadhi yoga, jiwa melihat dan memiliki tuhan, meditasi kepada tuhan yang maha agung adalah meditasi tertinggi. Dimana tujuan kehidupan adalah keterpisahan mutlak dari Purusa dengan Prakrti. Kebebasan dalam yoga merupakan kebebasan mutlak, dimana roh terbebas dari belenggu Prakrti dan Purusa.
Yoga membantu memperoleh metode penjernihan badan-jasmani, pencerahan pikiran dan jiwa, demi menyiapkan diri untuk hidup dalam kemuliaan. Dengan konsentrasi dan keyakinan kiranya kesusahan, duka nestapa dapat dihindari.
Perbandingan Yoga dengan Panca Sradha
1. Widhi Tatwa
Widhi Tatwa merupakan konsep kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlandaskan Dharma yang menekankan ajaran kepada umatnya agar meyakini dan mengakui keberadaan tuhan.
Dalam yoga juga percaya terhadap Tuhan sebagai jiwa tertinggi diatas jiwa manapun. Tuhan (Isvara) merupakan purusa istimewa yang tidak terpengaruh oleh penderitaan, tak tersentuh oleh kemalangan, kerja, keinginan. Dalam ajaranya menekankan pengendalian jasmani dan pikiran sehingga dapat konsentrasi, meditasi dan Semedhi akan membawa kepada Tuhan.
Yoga merupakan jalan menuju tuhan, yaitu pengekangan atau pengendalian benih-benih pikiran (citta) dari pengambilan berbagai wujud (perubahan: wrtti).
Samkhya dan yoga merupakan konsep yang saling berhubungan, yoga merupakan tambahan dari Samkhya. Dimana dalam pengajarannya sama-sama mengajarkan pensucian jiwa melalui kebersihan badan jasmani, sikap mental positif, serta jiwa yang tenang dan teguh sehingga tercapainya kebebasan jiwa dari segala duka, kesengsaraan yaitu kelepasan, moksa.
Adapun perbedaan antara Samkya dan yoga yaitu,dalam sistem filsafat Samkhya pengetahuan merupakan cara untuk mencapai pembebasan serta samkhya tidak mempercayai adanya tuhan (Isvara). Sedangkan dalam sistem yoga menganggap bahwa konsentrasi, meditasi, dan semadhi akan membawa kemerdekaan serta yoga secara langsung mengakui keberadaan Isvara (Tuhan). Namun begitu yoga tetap menerima 25 prinsip/tatva dari Samkhya.
Yoga Sutra menurut Patanjali dibagi menjadi 4 Bab dimana antara Bab I dengan Bab selanjutnya saling terkait dan mesti berurutan untuk mempelajarinya. Pada bab I ( Samadhi pada) menerangkan tentang sifat, tujuan, dan bentuk-bentuk ajaran yoga lalu pada Bab II ( Sandhana Pada) menjelaskan tentang tahapan-tahapan yoga dan cara mencapai semadhi lewat mereka yang sudah mencapai semadhi, Bab III (Vibhuti Pada) mengajarkan tentang hal yang bersifat batiniah yg didapat oleh mereka yang melakukan praktek yoga, dan pada Bab IV (Kaivalya Pada) melukiskan tentang alam kelepasan dan keadaan jiwa yang telah dapat mengatasi keterkaitan duniawi dan penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan.
Yoga di pilah menjadi dua bagian yaitu Hatha yoga dan Samadhi yoga yang salah satu bentuknya adalah Raja Yoga. Raja yoga yaitu delapan anggota yang mengandung disiplin pikiran dan tenaga fisik. Namun sebelumnya Hatta yoga (cara-cara mengendalikan badan dan pengaturan pernapasan) mesti di kuasai yaitu bagian-bagiannya Dhauti, Basti, Neti, Trataka, Nauli, Kapalabhati. Hatha yoga ini merupakan dasar dimana badan akan diberikan kesehatan, kemudian kekuatan dan kemantapan dan Hatha yoga merupakan tangga menuju tahapan Raja yoga.
Raja yoga/Astanga yoga yaitu:
1. Yama (larangan) hendaknya melaksanakan Ahimsa, Satya, Asteya, Brahmacarya, Aparigraha.
2. Niyama (ketaatan) adalah Sauca, Santosa, Tapa, Swadhyaya, Isvarapranidhana.
3. Asana (sikap badan yg mantap dan nyaman)
4. Pranayama (pengaturan napas)
5. Pratyahara (penarikan indra-indra dari obyek)
6. Dharana (konsentrasi)
7. Dhayana (meditasi)
8. Samadhi (keadaan Supra sadar)
Kelima yang pertama membentuk anggota luar (bahir-angga) maksudnya dimana cara dan alat melaksanakan yoga ini, orang harus belajar petunjuk dan tuntunan guru yang bijaksana. sedangkan tiga yang terakhir membentuk anggota dalam (antar-angga).
Pada intinya tujuan ajaran yoga untuk mengembalikan jiwa individu kepada kedudukan asalnya sebagai pelayanan tuhan yang abadi dengan jalan membersihkan dari segala ikatan maya (Tri guna) sehingga ia sadar akan jati dirinya (Atman) ikatan yang di akibatkan oleh perubahan citta yang muncul dari rintangan-rintangan guna, menimbulkan kesusahan dan kesedihan di dalam hidup yang di sebut Klesa. Klesa ada 5 yaitu Avidya, Asmita, Raga, Dvesa, Abhinivesa. Kelima klesa ini dapat dilenyapkan dengan jalan melaksanakan Kriya yoga sehingga membantu guna mencapai Samadhi. Dalam Samadhi yoga, jiwa melihat dan memiliki tuhan, meditasi kepada tuhan yang maha agung adalah meditasi tertinggi. Dimana tujuan kehidupan adalah keterpisahan mutlak dari Purusa dengan Prakrti. Kebebasan dalam yoga merupakan kebebasan mutlak, dimana roh terbebas dari belenggu Prakrti dan Purusa.
Yoga membantu memperoleh metode penjernihan badan-jasmani, pencerahan pikiran dan jiwa, demi menyiapkan diri untuk hidup dalam kemuliaan. Dengan konsentrasi dan keyakinan kiranya kesusahan, duka nestapa dapat dihindari.
Perbandingan Yoga dengan Panca Sradha
1. Widhi Tatwa
Widhi Tatwa merupakan konsep kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlandaskan Dharma yang menekankan ajaran kepada umatnya agar meyakini dan mengakui keberadaan tuhan.
Dalam yoga juga percaya terhadap Tuhan sebagai jiwa tertinggi diatas jiwa manapun. Tuhan (Isvara) merupakan purusa istimewa yang tidak terpengaruh oleh penderitaan, tak tersentuh oleh kemalangan, kerja, keinginan. Dalam ajaranya menekankan pengendalian jasmani dan pikiran sehingga dapat konsentrasi, meditasi dan Semedhi akan membawa kepada Tuhan.
2. Atma Tatwa
Atma tatwa yaitu kepercayaan terhadap jiwa dalam setiap mahluk hidup. Jiwa yang terdapat dalam mahluk hidup merupakan percikan yang berasal dari tuhan dan di sebut atman. Jiwatman bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat maya mengakibatkan jiwatman mengalami reinkarnasi berulang-ulang.
Dalam yoga terdapat Purusa dan Prakrti dimana Purusa bersifat tidak terikat dan merupakan kesadaran yang meresapi segalanya dan abadi sedangkan Prakti merupakan pelaku/penikmat yang terpengaruh oleh tri guna. Purusa yang sifatnya abadi ini hanya menjadi saksi namun kehadiranya seolah-olah terlibat dalam hukum reinkarnasi, hal ini karena kemelekatanya dengan prakerti.
Atma tatwa yaitu kepercayaan terhadap jiwa dalam setiap mahluk hidup. Jiwa yang terdapat dalam mahluk hidup merupakan percikan yang berasal dari tuhan dan di sebut atman. Jiwatman bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat maya mengakibatkan jiwatman mengalami reinkarnasi berulang-ulang.
Dalam yoga terdapat Purusa dan Prakrti dimana Purusa bersifat tidak terikat dan merupakan kesadaran yang meresapi segalanya dan abadi sedangkan Prakti merupakan pelaku/penikmat yang terpengaruh oleh tri guna. Purusa yang sifatnya abadi ini hanya menjadi saksi namun kehadiranya seolah-olah terlibat dalam hukum reinkarnasi, hal ini karena kemelekatanya dengan prakerti.
3. Karmaphala Tatwa
Karmaphala Tatwa merupakan hukum sebab akibat yang di sebut Karmaphala. Setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil baik/buruk. Bisa dikatakan manusia menentukan nasib yang akan dijalani sementara tuhan yang menentukan kapan hasilnya di berikan ( baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi).
Dalam yoga mempercayai hukum karmaphala ini sehingga dengan melaksanakan yoga dapat mengotrol pikiran dan menyingkirkan berbagai jenis penderitaan (klesa) dalam hidup serta menghapus akibat-akibat yang dihasilkan oleh perbuatan (karma) buruk dimasa lampau.
Karmaphala Tatwa merupakan hukum sebab akibat yang di sebut Karmaphala. Setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil baik/buruk. Bisa dikatakan manusia menentukan nasib yang akan dijalani sementara tuhan yang menentukan kapan hasilnya di berikan ( baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi).
Dalam yoga mempercayai hukum karmaphala ini sehingga dengan melaksanakan yoga dapat mengotrol pikiran dan menyingkirkan berbagai jenis penderitaan (klesa) dalam hidup serta menghapus akibat-akibat yang dihasilkan oleh perbuatan (karma) buruk dimasa lampau.
4. Punarbhawa Tatwa
Punarbhawa tatwa yaitu keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi. Ini terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan kepada kehidupan yang dahulu.
Dalam fisafat yoga perbuatan (karma) nya yang baik maupun yang buruk membuahkan hasil yang dipetiknya sendiri, karena manusia juga dipengaruhi dan memetik buah perbuatanya di masa lampau. Walaupun manusia telah berusaha untuk membebaskan diri dari semua ini namun belum bisa dikatan mencapai pelepasan murni. Inilah yang menyebabkan reinkarnasi.
Punarbhawa tatwa yaitu keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi. Ini terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan kepada kehidupan yang dahulu.
Dalam fisafat yoga perbuatan (karma) nya yang baik maupun yang buruk membuahkan hasil yang dipetiknya sendiri, karena manusia juga dipengaruhi dan memetik buah perbuatanya di masa lampau. Walaupun manusia telah berusaha untuk membebaskan diri dari semua ini namun belum bisa dikatan mencapai pelepasan murni. Inilah yang menyebabkan reinkarnasi.
5. Moksa Tatwa
Moksa Tatwa merupakan suatu keadaan dimana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu/ benda material. Pada saat memcapai moksa jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak lagi menikmati suka duka di dunia oleh karena itu moksa menjadi tujuan akhir di dunia.
Dalam ajaran yoga yang menjadi tujuan akhir di dunia yaitu Moksa. Untuk mencapai moksa. Yoga mengganggap bahwa konsentrasi, meditasi, dan semadhi akan membawa kepada tujuan dimana dalam semadhi jiwa melihat dan memiliki tuhan. Lewat semadhi menuju ke bhati kepada tuhan. Meditasi kepada tuhan yang maha agung adalah meditasi tertinggi sehingga roh bisa menyatu dengan tuhan mencapai kelepasan,moksa. Karena tuhan adalah jiwa yang sempurna kekal abadi.
DAFTAR PUSTAKA
Pendit, Nyoman S: Filsafat Hindu Dharma Sad-Darsana,Enam Aliran Astika, Denpasar: Pustaka Bali Post 2007.
Maswinara I Wayan : Sistem Filsafat Hindu, Surabaya:Paramita 1998.
Moksa Tatwa merupakan suatu keadaan dimana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu/ benda material. Pada saat memcapai moksa jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak lagi menikmati suka duka di dunia oleh karena itu moksa menjadi tujuan akhir di dunia.
Dalam ajaran yoga yang menjadi tujuan akhir di dunia yaitu Moksa. Untuk mencapai moksa. Yoga mengganggap bahwa konsentrasi, meditasi, dan semadhi akan membawa kepada tujuan dimana dalam semadhi jiwa melihat dan memiliki tuhan. Lewat semadhi menuju ke bhati kepada tuhan. Meditasi kepada tuhan yang maha agung adalah meditasi tertinggi sehingga roh bisa menyatu dengan tuhan mencapai kelepasan,moksa. Karena tuhan adalah jiwa yang sempurna kekal abadi.
DAFTAR PUSTAKA
Pendit, Nyoman S: Filsafat Hindu Dharma Sad-Darsana,Enam Aliran Astika, Denpasar: Pustaka Bali Post 2007.
Maswinara I Wayan : Sistem Filsafat Hindu, Surabaya:Paramita 1998.
0 komentar:
Posting Komentar