Pages

ANALISIS ADI PARWA1


ANALISIS BAHASA KAWI

1.    Hana ta ya sumur mati, Ngkana ta siran tiba kalebwing sumur, apan tanpanon ing marga nira. (Ada sebuah sumur mati ,ditempat itulah ia jatuh terjerumus ke dalam sumur, karena beliau tidak tahu akan jalan ).
Hana = Ada
Ta ya = Merupakan Partikel penekan, dalam hubungan kalimat di atas berarti “sebuah”.
Sumur = Sumur
Mati = mati
Ngkana = ngka + ana , merupakan kata ganti penunjuk (dalam bentuk pasif), untuk menunjukkan waktu atau tempat, dalam hubungan kalimat diatas berarti  “di tempat”.
Ta = partikel penekan, berarti “itulah”
Siran = sira+ an, sira (kata ganti orang ketiga), an (sufik –an), berarti ia.
Tiba = jatuh
Kalebwing = kalebu + ing, kalebu (terjerumus), ing (partikel depan,berarti “ke dalam”)
Sumur = sumur.
Apan = partikel hubung/konjungsi, menyatakan pertentangan,berarti “karena”
Tanpanon = tan + panon, tan (tidak) panon (melihat/tahu), tanpanon = tidak tahu/tidak melihat
Ing = partikel depan, berarti “kepada/akan”
Marga = jalan.
Nira = kata ganti milik/genetif orang ketiga, berarti “beliau” (sang utamanyu)

2.    Sore pwekang kāla, mulih tekang wŗşabha tan hanāngiring mareng kandangnya. (Pada waktu petang hari, pulanglah lembu itu tanpa ada yang menggiring masuk kedalam kandangnya).
Sore = petang hari
Pwekang = pwa + ikang (sandi suara, a+I = e), pwa (partikel penekan) ikang (partikel penentu), pwekang berarti “ pada itu”.
Kala = waktu.
Mulih = pulang.
Tekang = ta + ikang (sandi suara, a+I = e), berarti “itu”
Wŗşabha = lembu
Tan = tanpa/tidak
Hanāngiring = hana + angiring. Hana (ada), angiring = aN- (prefik/awalan aN-, menyatakan melakukan pekerjaan seperti yg disebut bentuk dasar) + giring, yang berarti “menggiring”.
Mareng = mara + ing, (sandi suara, a+I=e), berarti “masuk ke dalam”
Kandangnya = kandang + nya, kandang (kandang) -nya (kata ganti untuk lembu, sama dengan nya dalam bahasa indonesia),berarti “kandangnya”

3.    Ndatan katon sira mulih de nira mpu, harohara ta sirāmeti śişya nira. (Oleh karena tidak dilihat ia pulang oleh gurunya, maka ributlah beliau mencari muridnya).
Ndātan = ndā + tan, ndā (oleh karena) tan (tidak), jadi berarti “oleh karena tidak”.
Katon = dilihat
Sira = ia (kata ganti orang ketiga)
Mulih = pulang
De nira mpu = de (oleh) nira (beliau,kata ganti milik orang ketiga) mpu (mpu/guru), jadi artinya “oleh guru beliau/gurunya”.
Harohara = ribut
Ta = partikel penekan
Sirāmeti = sira + amet + I,,sira (kata ganti orang ketiga) amet (mencari) I (kepada,merupakan partikel depan), jadi berarti “ beliau mencari”
Śişya = siswa, murid
Nira = beliau (kata ganti milik orang ketiga).

4.    Irikang sakatambesuk inulatan de dang hyang guru, kapanggih ta sireng jro sumur mati. (Sampai keesokan hari dicari oleh gurunya, ditemukanlah ia (berada) di dalam lubang sumur mati)
Irikang = irika + ng, berarti “sampai”
Sakatambesuk = keesokan harinya
Inulatan = ulat + in (infiks/seselan) + an, berarti “mencari”.
De = oleh
Dang hyang guru = Dang hyang guru, dang hyang (kata sasandang yang ditujukan kepada orang suci, guru suci).
Kapanggih = ka + panggih, berarti “ditemukan”.
Ta = partikel penekan
Sireng = sira + ing (sandi suara, a + I = e), sira (kata ganti orang ketiga) ing (partikel depan,), berarti “ia “
Jero = dalam
Sumur mati = sumur mati.

5.    Tinanyan pwa sira karana ning kalebwing sumur mati. (Ditanyai lah ia sebabnya terjerumus ke dalam sumur mati).
Tinanyan = Tanya + in (infiks) + en, berarti “ditanyai “
Pwa = partikel penekan
Sira = kata ganti orang ketiga, beerarti “ia”
Karana ning = karana + ning, karana (sebab) ning (partikel penentu kepunyaan),berarti “sebabnya”
Kalebwing = kalebu + ing, kalebu (terjerumus) ing (partikel depan), berarti “terjerumus ke dalam”
Sumur mati = sumur mati.

6.    Majar ta sang Utamanyu yan wuta, amangan getih ing waduri saka ri lapa niran inuhutan de Dang Hyang guru mangdilata wereh ning watsa. (Sang Utamanyu berkata bahwa ia (menjadi) buta,(setelah) memakan getah daun widuri oleh karena laparnya sebab dilarang oleh gurunya menjilati buih anak sapi).
Majar = ma + ajar, ma (prefik/awalan, sama dengan ber-  dalam indonesia) ajar (kata/ucapan), berarti “berkata”.
Ta = partikel penekan
Sang Utamanyu = sang Utamanyu
Yan = partikel hubung, menyatakan tujuan.
Wuta = buta
Amangan = a N- + pangan, berarti “memakan”
Getih = getih/getah
Ing = partikel depan, berarti “di”
Waduri = pohon widuri.
Saka ri = oleh karena
Lapa = lapar
Niran = nira + n, ia (nya)
Inuhutan = uhutan + in (infiks/seselan), uhutan (larangan) infiks in (melakukan pekerjaan pasif), berarti “dilarang”.
De dang hyang guru = oleh gurunya.
Mangdilata = maN- + dilat + a, berarti “menjilati”
Wereh = buih
Ning = partikel hubung, menyatakan kepunyaan
Watsa = anak sapi.

7.    Saka ri kārunya bhagawan Dhomya wineh ta sang Utamanyu mantra Aświnodewarājany uccaranākena nira, matang yan marya wuta. (Oleh karena karunia Bhagawan Domya menganugrahi Sang Utamanyu mantra Aświnodewarājany yang diucapkannya itulah sebabnya menghilangkan butanya).
Saka ri = oleh karena
Kārunya = karunia/ belas kasihan
Bhagawan Dhomya = Bhagawan Domya
Wineh = Weh + in, weh/ weweh (anugrah) in (infiks, pasif),berarti “menganugrahi”.
Ta = partikel penekan, berarti “lah”
Sang Utamanyu = Sang Utamanyu
Mantra = mantra
Aświnodewarājany =  Aświnodewarājany
Uccaranākena = uccarana + aken, uccarana (mengucapkan) aken (akhiran/ sufik, karena mengikuti kata kerja dalam bentuk pasif maka aken menjadi akena), berarti “diucapkan”.
Nira = kata ganti milik orang ketiga, berarti ia.
Matangyan = partikel hubung, menyatakan syarat, berarti “dengan maksud”.
Marya = menghilangkan
Wuta = buta.

8.    Apan sang Hyang Aswino dewabhisak sira, pinakawalyaning dewata. (Sebab Sang Hyang aswino merupakan dokter para dewa, sebagai penjaga para dewa).
Apan = partikel hubung menyatakan sebab, berarti “sebab”
Sang hyang aswino = Sang hyang aswino
Dewabhisak = pengobat (dokter) para dewa.
Sira = kata ganti orang ketiga
Pinakawalyaning = pinaka + wali + a + ning, pinaka (sebagai) wali (penjaga) a (arealis) ning (partikel penentu kepunyaan), berarti “sebagai penjaga “
Dewata = para dewa.

9.    An panemu wyādhi,niyata hetu ning swastha maryanghidep lara ikang wwang bhakti ri sira. (Demikianlah menemukan ketentraman, slalu dalam lindungannya tidak lagi menderita sakit orang yang berbakti kepada beliau.)
An = partikel hubung/konjungsi, berarti “demikian”
panemu = temu + pa N-, temu (temu) mengalami proses nasalisasi menjadi nemu. paN- ( awalan pa nasal menyatakan pekerjaan ), berarti “menemukan”.
Wyādhi = ketrentraman.
Niyata = selaluNing = partikel penentu kepunyaan.Maryanghidep = marya + ng + hidep,
Lara = sakit
Ikang = partikel penentu nomina, berarti “itu”.
Wwang = orang
Bhakti = bakti/berbakti
Ri = partikel depan, berarti kepada.
Sira = kata ganti orang ketiga,, berarti “ia".

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 WIEEK BLOG. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates